Dunia
kita adalah dunia multikultural, dengan beragam latar belakang adat, dan nilai
yang berbeda-beda. Pertanyaan tentang bagaimana cara terbak untuk mendidik anak
lelaki dan perempuan dari berbagia latar belakang etnis dn sosioekonomi yang
berbeda kini telah menjadi topik yang banyak menarik perhatian.
Dalam
bagian ini, kita akan mengeksplorasi diversitas kultur, status sosioekonomi dan
etnis. Kita juga akan membahas isu-isu bahasa.
KULTUR
DAN ETNIS
Kultur
adalah pola prilaku, keyakinan, dan semua produk dari kelompok orang tertentu
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Produk itu berasal dari
ineraksi antarkelompok orang dengan lingkungannya selama bertahun-tahun
(chun,Organizis, & marin,2007:thomas,2000). Psikologi Donald Campbell dan
rekannya (Brewer & Campbell, 1976: Campbell & Levine, 1969). Menemukan
bahwa orang-orang di semua kultur cenderung :
·
Percaya bahwa apa yang semua terjadi
dalam kultur mereka adalah sesuatu yang “alami” dan “benar” dan apa yang
terjadi di dalam kultur lain adalah “tidak alami” dan “tidak benar”.
·
Menganggap bahwa kebiasaan kultural
mereka adalah valid secara iniversal:
·
Berprilaku dengan cara-cara yang sesuai
dengan kelompok kulturalnya;
·
Mereka bangga dengan kelompok
kulturalnya: dan
·
Bermusuhan terhadap kelompok kultural
lain.
Para
psikologi dan pendidik yang mempelajari kultur sering kali tertarik untuk
membandingkan apa yang terjadi dalam satu kultural dengan apa yang terjadi
dalam satu atau beberapa kultur lain.
Studi lintas-kultur menyediakan perbandingan, informasi
tentang seberapa tentang seberapa jauh orang itu sama dan seberapa jauh
perilaku tertentu adalah perilaku khusus dari suatu kultur. Individualisme adalah
seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal di atas tujuan kelompok.
Nilai-nilai individualis mencakup perasaan senang, keunikan personal, dan
independensi atau kemandirian. Kolektivitas
adalah
seperangkat nilai yang mendukung kelompok. Tujuan personal digunakan untuk
menjaga intergritas kelompok, interdependensi anggota kelompok dan keharmonisan
hubungan.
Status sosioekonomi
Kebanyakan
negara yang subkultur,salah satu cara paling lazim untuk mengategorikan
subkultur adalah memakai status sosioekonomi. Status
sosioekonomi
(ssocioeconimic status-SEC) merupakan kelompok orang berdasarkan
karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaanya. Individu dari status
sosioekonomi bawah sering kali kurang pendidikannya, kurang kuat untuk memengaruhi
institusi masyarakat {seperti sekolah} dan hanya punya sedikit sumber daya
ekonomi.
Etnis
Kata
ethnic berasal dari kata yunani yang berarti “bangsa “. Etnisitas (etnicity)
adalah pola umum karakteristik seperti warisan kultural, nasionalitas, ras ,
agama, dan bahasa. Bagaimana etnis bebeda dari ras ? istilah race (ras): yang
kini di diskreditkan sebagai konsep biologis, adalah mengklasifikasikan orang
atau makhluk hidup lainnya berdasarkan karakteristik psikologis tertentu.
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
Pendidikan
multi kultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam
perspektif dari berbagai kelopok kultural. Pendidikan multikultural muncul dari
gerakan hak-hak sipil pada 1960-an dan gerakan untuk pemerataan kesetaraan dan
keadilan sosial dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna.
Sebagai sebuah bidang pendidika multikultural mencakup isu-isu yang berkaitan
dengan status sosioekonomi, etnisitas dan gender. Karena keadilan sosial adalah
salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka reduksi prasangka dan pedagogi
ekuitas menjadi komponen utamanya (Blanks, 2001). Reduksi prasangka adalah
aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi
pandangan negatif dan streotip terhadap orang lain. Pedagogi adalah modifikasi
proses pengajaran dengan memasukan materi dan strategis pembelajaran yang tepat
baik itu untuk anak laki-laki maupun perempuan dan untuk semua etnis.
·
Memperdayakan Murid
Istilah
pemerdayaan (empowerment)berarti memberi
orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil
menciptakan dunia yang lebih baik dan adil. Pada tahun 1960-an sampai 1980-an,
pendidikan multikultural dtitikberatkan pada usaha memberdayakan murid dan
memperbaiki representasi kelompok minoritas dan kultural dalam kurikulum dan buku
ajar.
·
Pengajaran yang relevan secara
kultural
Pengajaran
yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan
multikultural(Gay, 2000 irvine & Armento, 2001). Pengjaran ini dimaksudkan
untuk menjalin hubungan dengan latar belakang yang berbeda dari
pelajar(pang,2001). Pakar pendidikan multikultural percaya bahwa guru yang baik
akan mengetahui dan mengintergrasikan pengajaran yang relevan secara kultural
ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif
(diaz,2001).
·
Pendidikan Yang Berpusat Pada Isu
Pendidikan
yang berpusat pada isu juga merupakan aspek penting dari pendidikan
multikultural. Dalam pendekatan ini murid diajari secara sistematis untuk
mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial.
Pendidikan ini tak hanya mengklasifikasikan nilai, tetapi juga mengkaji
alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.
Pendidikan yang berpusat pada isu terkait erat dengan pendidikan moral.
Meningkatkan Hubungan di Antara
Anakdari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Ada
sejumlah strategi dan program untuk meningkatkan hubungan antara anak dari
kelompok etnis yang berbeda-beda. Pertama kontak personal dengan orang lain
dari latar belakang yang berbeda, kedua pengambilan perspektif, ketiga
pemikiran kritis dan intelegensi emosional, keempat mengurangi bias,
kelimamenungkatkan toleransi, dan yang ke enam sekaligus terakhir sekolah dan
komunitas sebagai satu tim.
G E N D E R
gender
adalah dimensi sosialkultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah
gender dibedakan dari istilah jenis kelamin(seks). Seks berhubungan dengan
dimensi biologis dari pria dan wanita. Peran gender (gender rote) adalah ekspektasi sosial
yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya bepikir, merasa dan
berbuat.
Kalsifikasi
peran Gender
Kalsifikasi
peran Gender adalah mengevaluasi anak lelaki dan perempuan dari segi kumpulan
bakat personalitas. Di mana masa lalu anak lelaki yang baik adalah anak yang
independen, agresif, dan kuat. Anak perempuan yang baik adalah anak yang
penurut, pengasuh dan tidak tertarik dengan kekuasaan.
Pandangan terhadap perkembangan
Gender
Ada
beragam cara untuk memandang perkembanan gender. Beberapa diantara nya yang
lebih menitikberatkan pada faktor-faktor dalam prilaku pria dan wanita.
Sedangkan yang lainnya menekankan pada faktor sosial atau kognitif
(lippa,2002).
·
Pandangan biologis
·
Pandangan sosialisasi
·
Pandangan kognitif
Daftar
pustaka
JOHN
W. SANTROCK, University of texas at Dallas. Psikologi pendidikan . edisi kedua
0 komentar:
Posting Komentar